berita datang petang itu, sesaat usai masjid mendendangkan suara-suara ketuhanan.
singkatnya saya harus kembali lagi ke Semarang, lagi-lagi untuk menghadapi ketidakpastian.
Ya, kepastian yang hakiki adalah ketidakpastian itu sendiri.
Selain mati. kepastian dalam kehidupan adalah "ketidakpastian". setiap saat dan dimana saja selalu bertemu dengan ketidakpastian, seperti menghantui saja yang namanya tanda tanya itu!
tapi seperti kata Soe Hok Gie dalam sebuah puisinya:
Soe Hok Gie adalah sosok yang sudah meracuni saya dengan bermacam kata kritis yang jarang diterapkan banyak pemuda. Berontak, Nekad, Berani, Jujur, Bersih. setidaknya deretan kata itu yang sering muncul ditulisan-tulisan Gie.
Berontak untuk memberangus kekolotan "Kaum Tua" yang seringkali tak paham bahwa jaman sudah banyak beralih dari keadaan saat beliau muda. mereka tak sadar bahwa kemerdekaan lahir karena pemuda yang memaksa "Cak Karno" agar sesegera memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini dan pemuda pula yang berani membongkar benteng kokoh keseragaman orde baru yang membungkam kebebasan berekspressi.
sayangnya, dijawa, pemuda terikat hukum fardhu ain untuk menghormati keputusan kaum tua.
kalau sudah begini cukup sukar untuk berani berontak dengan institusi orang-orang tua, sekali lagi kita katakan dengan pelan "yang kolot!"
"orang bodoh kalah dengan orang pintar dan orang pintar kalah dengan orang Nekad."
saya merasa sudah cukup nekad dalam mengambil keputusan untuk menghadapi kesulitan dari orang nekad pula. termasuk keputusan saya pindah keSemarang beberapa hari saja usai lulus sekolah. (untuk ukuran mantan pelajar yang masih labil ini bisa dibilang kenekadan kerdil)
ke'nekad'an bukan berarti tak berbatas, Nekad berguna untuk memilah dan memilih sesuatu yang runyam didalam pikiran.
Nekad tidak perlu lagi dialog!
Jujur dan Bersih adalah bahasa vertikal yang tegak lurus dengan langit bukan bahasa horisontal yang biasa digunakan manusia. itu sebabnya sangat amat jarang ada manusia berperilaku Jujur dan Bersih.
sampai-sampai aktos senior Pong Harjatmo membuat "grafiti" tiga kata yang salah satunya ada kata Jujur untuk menekankan betapa pentingnya kejujuran itu.
yah, paling tidak kita masih bisa jujur bahwa dihidup ini kita selalu bertemu dengan tanda tanya yang mendorong untuk tidak jujur.
"hadapi.. hadapi.. hadapi....!!"
saya mendengar itu dari batin saya, saya harus kembali menghadapi tanda tanya.
singkatnya saya harus kembali lagi ke Semarang, lagi-lagi untuk menghadapi ketidakpastian.
Ya, kepastian yang hakiki adalah ketidakpastian itu sendiri.
Selain mati. kepastian dalam kehidupan adalah "ketidakpastian". setiap saat dan dimana saja selalu bertemu dengan ketidakpastian, seperti menghantui saja yang namanya tanda tanya itu!
tapi seperti kata Soe Hok Gie dalam sebuah puisinya:
"Hidup adalah soal keberanian menghadapi yang tanda tanya. Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah."
Soe Hok Gie adalah sosok yang sudah meracuni saya dengan bermacam kata kritis yang jarang diterapkan banyak pemuda. Berontak, Nekad, Berani, Jujur, Bersih. setidaknya deretan kata itu yang sering muncul ditulisan-tulisan Gie.
Berontak untuk memberangus kekolotan "Kaum Tua" yang seringkali tak paham bahwa jaman sudah banyak beralih dari keadaan saat beliau muda. mereka tak sadar bahwa kemerdekaan lahir karena pemuda yang memaksa "Cak Karno" agar sesegera memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini dan pemuda pula yang berani membongkar benteng kokoh keseragaman orde baru yang membungkam kebebasan berekspressi.
sayangnya, dijawa, pemuda terikat hukum fardhu ain untuk menghormati keputusan kaum tua.
kalau sudah begini cukup sukar untuk berani berontak dengan institusi orang-orang tua, sekali lagi kita katakan dengan pelan "yang kolot!"
"orang bodoh kalah dengan orang pintar dan orang pintar kalah dengan orang Nekad."
saya merasa sudah cukup nekad dalam mengambil keputusan untuk menghadapi kesulitan dari orang nekad pula. termasuk keputusan saya pindah keSemarang beberapa hari saja usai lulus sekolah. (untuk ukuran mantan pelajar yang masih labil ini bisa dibilang kenekadan kerdil)
ke'nekad'an bukan berarti tak berbatas, Nekad berguna untuk memilah dan memilih sesuatu yang runyam didalam pikiran.
Nekad tidak perlu lagi dialog!
Jujur dan Bersih adalah bahasa vertikal yang tegak lurus dengan langit bukan bahasa horisontal yang biasa digunakan manusia. itu sebabnya sangat amat jarang ada manusia berperilaku Jujur dan Bersih.
sampai-sampai aktos senior Pong Harjatmo membuat "grafiti" tiga kata yang salah satunya ada kata Jujur untuk menekankan betapa pentingnya kejujuran itu.
yah, paling tidak kita masih bisa jujur bahwa dihidup ini kita selalu bertemu dengan tanda tanya yang mendorong untuk tidak jujur.
"hadapi.. hadapi.. hadapi....!!"
saya mendengar itu dari batin saya, saya harus kembali menghadapi tanda tanya.
Komentar
Posting Komentar
PINERANG BLOG
TERBIT SEMAMPUNYA SEJAK 2008