Dance Dan Konsumerisme

Karena saya sekarang ini sudah temasuk orang yang ketinggalan teknologi dan informasi, bahkan saking tertinggalnya saya jadi benci kalau lihat teman saya main hape pakai model hape yang touch screen, bukan kenapa-kenapa, jari saya itu kurang lihai pakai hape begituan.

Diam-diam saya mengutuk orang menciptakan model hape seperti itu, entahlah ini dunia yang semakin modern apa saya yang terlalu ndeso?

Kemarin sabtu siang ketika saya pulang kerja, dirumah ada adik saya nonton acara Tv di Indosiar.
Acara tersebut sungguh aneh buat saya, ada sejenis perlombaan menyanyi tapi khusus lagu-lagu Korean, semuanya berlatar Korean artist; rambut di cat warna besi karat, pipi di bedakin putih dan mungkin ditambah tinner agar mengkilat di layar kaca, penyanyi solo seperti khas musik Korean yang Slowly dan berkaitan dengan cinta, jatuh cinta, putus cinta, hati dan patah hati bergaya seperti tidak ada gerakan lain selain ke kiri dan kanan sambil kepala nunduk-nunduk mencari kontak lensa yang jatuh.

Bagi penyanyi yang berkelompok dilengkapi dengan dance-dance modern, ada yang bergaya seperti robot, ada pula yang menurut saya tariannya itu ternspirasi kepiting di bakar yang tangannya keatas memamerkan bulu ketiak.
sampai akhirnya saya tanya adik saya:
"acara opo iki?"

"apik iki"

"apane sing apik? wong sing nyanyi matane koyok gak adus seminggu ngono, sipit nemen" 

"wis ta, sampeyan iku mesti kok!"

(yang belum bisa bahasa jawa suroboyoan silahkan buka google translete ya...)

Mungkin ini yang membuat saya tertiggal, saya sangat pilih-pilih dengan yang sepele, acara Tv yang bagi orang lain menyenangkan tapi absurd bagi saya, saya langsung mengkritisi di dalam diri saya sendiri 'kenapa orang bisa suka acara seperti ini? inikan membodohi banget, inikan tidak layak dikonsumsi secara berlebihan, inikan tidak seharusnya diekspose besar-besaran dan inikan-inikan yang lain'

Mendengar kalimat terakhir adik saya, saya memilih mengalah saja sambil masuk ke kamar dan ganti baju, lima belas menit kemudian saya kembali ke ruang tamu, adik saya menghilang meninggalkan Tv menyala sendirian, saya ambil remote sambil bergumam "wahh.. ini adik saya pasti langsung latihan nyanyi bareng teman-temannya nih, sambil bawa rumbai-rumbai buat nge-dance di depan gapura kampung"

Channel Tv saya pindah ke SCTV, acara cukup memuakkan.
Sekelompok laki-laki diperlombakan nge-dance. Ya ampun rasanya sayur asem yang barusan saya makan mau keluar dari perut.
Channel saya pindah lagi ke SBO Tv, ada lagi acara interview baren anak-anak komunitas dance di Surabaya. "saya nyerah.. saya nyerah.. dimana channel  dipijak, disitu dance di junjung. kampreettt...!!!"

Saya amati lamat-lamat artis dance tersebut, dari rambut yang tebel dan berponi samping mirip Andika Kangen Band. heran jadinya, rambut seperti ini seharusnya hanya pantas bagi seorang pendekar yang sudah naik sabuk hitam yang sudah berani memandang dunia hanya dengan satu mata.

Salah satu personil dancer tersebut mengenakan kaos bermodel "U can see", laki-laki seperti ini yang menurut saya perlu ditonjok mulutnya sampai sadar bahwa baju tersebut hanya untuk perempuan berketiak putih saja, mungkin menurutnya saya akan nafsu melihat dia mengenakan baju U can see yang ketat, tidak mungkin!, jangan harap!!.
Turun ke celana dan sepatunya, nampak beda sekali memang kalau di bandingkan dengan saya. celana mereka jeans pensil dan sepatu cats (bukan sepatu kucing ya..) kalau bicarapun sambil pegang-pegangin rambutnya, apa mereka pamer rambut tebal atau memang kutu sudah lama berternak di kepalanya?

Saya tidak anti dengan modernitas tapi saya menolak keras konsumerisme.
Konsumerisme membentuk pribadi manusia menjadi sama dan tidak berkembang, padahal saya sangat memimpikan dunia ini penuh dengan perbedaan dan saling menghormati bukan semua sama dengan berlabel 'gaul', 'macho', 'keren' atau apalah.

Segalannya seperti di setting untuk menjadi "Booming" di tahun ini dan memperuntungkan satu pihak saja, manusia yang gampang tertarik arus jelas akan mengikuti semuanya sampai akhirnya muncul pedoman dalam diri mereka "ah, saya bosan dengan gaya ini, itu ada yang baru lagi"

Memang tidak ada  yang salah mengenai Dance, tapi saya geli dengan kesamaan antara satu dengan yang lain, cobalah untuk berbeda. Be Yourself!

malam tiba, malam minggu julukannya.
kebingungan menyertai saya, sampai akhirnya saya habiskan malam itu dengan bertanding Billiard melawan atlit catur dari negeri Jiran.

Komentar