Lambung Kiri

Lama juga ngga nulis nih...

Sore hari, ketika Gatotkaca berkaca di genangan air bah, ibunya Arimbi mendatanginya.

"anakku, ngapain kamu ngaca disitu?

"mama, kenapa aku tak sehebat papa?" tanya Gatotkaca kepada Ibunya.

"memangnya, sehebat apa papamu selain bisa dapatin mama di pasar malam dulu. itupun papamu maksa-maksa banget"

"ma, aku pengen bisa terbang kayak papa" rajuk Gatotkaca di pangkuan Ibunya

Arimbi, wanita bertubuh besar ini baru mengerti maksud anaknya, lalu:
"nak, papamu itu ngga bisa terbang, dia cuma ditarik tali aja pas main film laga"

***

Sudah sebulan ini saya menempuh sebuah kursus terjun di Bandung, sangaja di tempat saya bekerja mengirimkan pekerjanya untuk memiliki spesifikasi terjun dan saya terpilih atas beberapa seleksi bersama 25 teman saya se-jawatimur.
Di bandung saya berkumpul sejumlah 247 siswa se-Indonesia ditambah lagi siswa dari Fillipina, ini cukup lumayan untuk mengetes Bahasa Inggris saya yang cuma berbendahara kata; "yes", "no" dan "I love you" saja.

Tempat saya berlatih terjun ini terletak di Sekolah Payung Udara, Batujajar yang masih termasuk di kawasan Kabupaten Bandung Barat.
Latihannya terdiri dari 4  minggu Ground Training dan 1 minggu praktek langsung penerjunan.
Ground Training terdiri dari segala macam jenis pendaratan, kemudi, pengetahuan tentang pesawat, pengetahuan jenis-jenis payung udara dll, sementara praktek penerjunan dilaksanankan pada seminggu terakhir dengan macam-macam jenis penerjunan seperti terjun malam, terjun bersenjata, terjun beban atau terjuan countainer dan terjun hutan-gunung.

Tepatnya pada hari selasa kemarin tanggal 30 Oktober 2012, saya melaksanakn penerjunan pertama dengan menggunakan payung udara G1- P (Garuda 1- Paiman) buatan CV Maju Mapan TulungAgung. Hebat juga ya orang TulungAgung ini? menciptakan Payung yang harganya puluhan juta, sementara saya menjahit kain saja sudah kesusahan dengan memasukkan benang ke jarum.

Berangkat dari asrama Batujajar pukul 05:00 waktu tempuh ke Bandara Hussein Sastranegara Bandung sekitar 45 menit, sampai di bandara Payung di tata rapi di depan menara Base Operations sementara kami melaksanakan penasan.
Saya berada di posisi Sortie 4, Run 1, pelompat nomor 8 (sortie terbagi atas 3 run, tiap run terdapat 21-22 penerjun) Saat itu kami menggunakan Pesawat 130 H Short Body dengan kemampuan angkut 64 ParaTroopers.

Saya merasakan sendiri mitos dalam penerjunan pertama yakni; kepala pusing, sering kencing dan kebelet ngising (bahasa jawa: kepingin buang air besar)
Singkatnya 3 sortie sudah melaksanakan penerjuan, tibalah Sortie saya memasuki pesawat. wajah saya yang semula merah-merona, imut-memanja berubah drastis menjadi biru kehijau-hijauan mirip katak sawah.
di dalam pesawat saya melihat semua teman-teman saya bukan seperti penerjuan tapi kok malah mirip Supporter  bola Chelsea FC yang wajahnya di cat biru ya?

Pesawat melaju ke Runaway saya ingat-ingat kembali teori-teori Penerjunan, tapi tak satunpun catatan saya ingat kecuali sebuah kalimat dari instruktur saya sebelum penerjuanan berlangsung "Semua orang pasti memiliki rasa takut, tapi kita harus mampu mengendalikan rasa takut tersebut. Jangan terlalu takut dan jangan terlalu berani"

Pesawat sudah berada di ketinggian 1200 Feet  atau sekitar 400 meter.
"Jump Master" (sebutan untuk pengatur penerjunan) berkata: "Dropping Zone (daerah penerjunan biasanya sepanjang 3000 meter) mendekat, berdiri di pintu. lampu hijau menyala. GO!!!"
saya masih ingat bahwa penerjun pertama pada run saya pada pukul 10:23.

Dengan menggunakan pintu lambung kiri dari pesawat saya terlempar sekitar 2 detik muncul hentakan dari payung saya, saya lihat keatas payung saya mengembang dengan sempurna.
Pemandangan menakjubkan yang belum, pernah saya lihat sebelumnya sangat jelas di depan mata saya. langit biru, rumah-rumah yang kecil, tumbuhan bergoyang gunung yang indah dan danau saguling yang teduh.
terhasut dengan pemandangan saya lupa dengan kemudi. kampret memang! teman saya muncul dari samping kanan saya langsung berteriak: "WOOIIII.... KANANNN.. TARIK KEMUDI KANANNN!!!" payung belum membelok jauh kanopi saya bertabrakan dengan kanopi teman saya, antisipasi saya lakukan dengan menarik kemudi kiri untuk menghindari dari payung teman saya.

saya terhindar dari tabarakan, sudah aman?
belum!. mendekati daerah pendaratan, saya kendalikan payung saya untuk "Up Wind" (pendaratan terdiri dari 3 jenis Down Wind = searah dengan angin, ini tidak boleh dilaksanakan karena payung akan terdorong angin dan mendarat dengan sangat kencang, Cross Wind = angin dari samping, ini juga tidak diperbolehkan karena dapat menyebabkan engkel keseleo, Up Wind = berlawanan dengan angin, ini yang disarankan agar mendarat dengan lebih lambat.)

Yang terjadi pada saat itu, saya mendarat dengan Cross Wind di sebuah tanah persawahan milik warga yang untungnya lumayan lembek. selamatlah saya dalam penerjunan pertama ini.
Sampai sekarang tinggal 2 kali terjun termasuk terjun terakhir hari selasa 06 November 2012 besok yang disebut "Wing Day" penerjunan dimana saya ketika mendarat akan disambut dengan penempelan Wings penerjun di dada kiri.
ingat ya, ini yang ditempelkan Wings, bukan tutup sabun wings!.

Terima kasih untuk semua orang yang sudah mendoakan saya selama menjalani kursus ini.
Tiada kesan tanpa kehadiranmu ehh... doamu. 

"WITH GOD, WE STRIKE FROM THE SKY!"

Komentar

Posting Komentar

PINERANG BLOG
TERBIT SEMAMPUNYA SEJAK 2008